Minggu, 21 Mei 2017

Ratio Likuiditas , Penjelasan, Soal dan Jawaban

Rasio Likuiditas


Rasio Likuiditas adalah rasio untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya

Tujuan dan manfaat rasio Likuiditas :
1. untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan jatuh tempo
2. untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya menggunakan aktiva lancar
3. untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya
4. untuk mengetahui jumlah ketersediaan uang kas untuk membayar hutang jangka pendek
5. untuk mengetahui kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkanya selama beberapa periode
6. sebagai alat perencanaan dimasa mendatang terutama dengan perencanaan kas dan hutang jangka pendeknya


Jenis - Jenis Rasio Likuiditas
1. Current Rasio (Rasio Lancar)
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan total aset lancar perusahaan

Rumus = Total Aset Lancar
                 Total kewajiban lancar

Contoh :
misalkan pada tahun 2012 PT Maju Jaya memiliki total aset lancar sebesar Rp 2.000.000 , dan memiliki total kewajiban lancar sebesar Rp 1.100.000.

maka perhitungannya adalah
2.000.000  = 1,82
1.100.000

artinya perusahaan mempunyai aset lancar sebanyak 1,82 kali dari total kewajiban lancar (1,82 ; 1), atau dengan kata lain, setiap Rp1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp1,82 aset lancar.


2. Quick Ratio ( Rasio Sangat Lancar )
Rasio sangat lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo menggunakan aset sangat lancar (kas+piutang+sekuritas jangka pendek), tidak termasuk persediaan dan aset lancar lainnya. Aset lancar lainnya yang dimaksud disini adalah biaya dibayar dimuka dan perlengkapan).

Persediaan tidak dipakai dalam rasio ini karena dalam mengkonversi persediaan menjadi kas memerlukan waktu yang cukup lama. bila persediaan dijual secara kredit, maka perusahaan harus melalui 2 langkah untuk mengkonversinya, yang pertama, dalam menjual persediaan secara kredit dan menimbulkan piutang, dan yang kedua, menagih piutang atas penjualan persediaan tersebut dan menghasilkan kas.

Perlengkapan tidak dipakai dalam rasio ini karena, perusahaan membeli perlengkapan bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk dipakai sendiri.

Biaya dibayar dimuka tidak dipakai dalam rasio ini karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan , misalnya asuransi dibayar dimuka, asuransi tersebut tidak dijual kembali oleh perusahaan melainkan untuk diambil manfaatnya di masa mendatang.


RUMUS Quick Ratio

Kas + Piutang + Sekuritas jangka pendek
Kewajiban Lancar


Contoh
PT. Maju Jaya

Kas = Rp 700.000
Piutang = Rp 500.000
Kewajiban Lancar Rp 1.100.000

jadi perhitungannya
700.000 + 500.000
     1.100.000

= 1.200.000
   1.100.000

= 1,09

artinya perusahaan memilik aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban lancarnya, atau setiap Rp1 kewajiban lancar perusahaan dijamin dengan Rp 1,09 aset sangat lancar.



3. Cash Ratio (Ratio Kas)
Cash Ratio adalah rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa uang kas / setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo menggunakan uang kas / setara kas yang ada.

setara kas adalah surat berharga atau sekuritas (investasi jangka pendek) yang jatuh temponya kurang dari 3 bulan.

Rumus Cash Ratio

Kas dan Setara Kas
  Hutang Lancar

Contoh
PT Maju Jaya mempunyai 
Kas = 700.000
Total Kewajiban Lancar = 1.100.000

Perhitungan
  700.000
1.100.000

= 0,64

artinya perusahaan mempunyai kas sebanyak 0,64 kali dari total kewajiban lancar. atau dengan kata lain, setiap Rp1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp0,64 kas



Senin, 08 Mei 2017

Belajar Menjahit Untuk Pemula Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama ini, kita akan membahas pola dasar / pola kecil. Yang mana kita harus dapat memahami bagaimana cara membuat pola kecil dengan baik dan benar. Sangat mudah untuk mempelajari pola kecil karena ini memang yang paling dasar.


bahan dan alat yang kita butuhkan untuk mempelajari pola kecil ini adalah
1. Buku Costume

2. Penggaris 30cm biasa
3. Penggaris Skala (pakai ukuran 1/4)

4. Pensil Merah Biru
5. Penghapus pensil


RUMUS Menggambar Pola

A. Keterangan Pada Muka

1. A - C = 1/4 (seperempat) lingkar badan + 1cm
2. A - A2 = 1/16 (seperenambelas) lingkar badan + 2cm
3. A- B = Panjang Muka
4. BD = AC
5. Buatlah persegi panjang ABCD
6. AA1 = 1/16 (seperenambelas) lingkar badan + 1cm
7. CC1 = 1/20 (seperduapuluh) lingkar badan
8. Hubungkan A1 C1
9. A1A3 = Panjang Bahu
10. A1A4 = 1/2 (setengah) Panjang Bahu - 1cm
11. BB2 = 1/10 (sepersepuluh) Lingkar Pinggang + 1cm
12. Hubungkan B2A4
13. B2B3 = Tinggi dada - 2cm
14. A2E = 5cm (rumus)
15. B2B1 = 3cm (u/ Cupnat ) (Rumus)
16. Buatlah garis siku B1B4 dan buat  (1/4 Lingkar pinggang + 1 + 3)
17. Buatlah garis datar F.F1
18. EE1 = 1/2 Lebar Muka
19. A3 Menyinggung E
20. Buat garis kerung lengan muka dari A3.E1.F1

RUMUS Keterangan pada belakang
1. AA1 = 1 1/2cm (satu setengah) / 2cm
2. A1B = Panjang Punggung
3. A1E = Turun 8-10cm
4. AA2 = 1/16 (seperenambelas) Lingkar Badan + 1cm
5. AC = 1/4 Lingkar Badan - 1
6. BD = AC
7. Buatlah persegi empat ACBD
8. CC1 = 1/20 (seperduapuluh) Lingkar Badan
9. Hubungkan A2 C1
10. A2 A3 = Panjang Bahu
11. BB2 = 1/10 (sepersepuluh) Lingkar Pinggang
12. B2 B3 = 3cm (Cupnat)
13. BB1 = 1/4 (seperempat) Lingkar Pinggang +3 - 1cm
14. B1 F1 = Panjang Sisi
15. Buatlah garis datar F1 F
16. Pertengahan B2 B3 tarik garis lurus batas
17. Tentukan titik cupnat dari F F1 = turun 4cm
18. Buatlah cupnatnya
19. Buat garis datar dari titik E
20. EE1 = garis datar 1/2 (setengah) lebar punggung
21. FF2 = E E1 buatlah garis pertolongan
22. F2 = keatas melalui E1

Pola dasar Lengan
C-A = 1/4 (seperempat) lingkar kerung lengan + 2 s/d 3cm
AB = Panjang lengan
AA1 = AA2 = 1/2 lingkar kerung lengan
BB1 = BB2 = 1/2 besar lengan
AA2 dibagi 4
AA1 DIBAGI 3


Untuk pengaplikasiannya / menggambar pola akan dibuat kan entry sendiri.

Jumat, 05 Mei 2017

Sirah Nabawiyah Kenapa Berhala pernah ada di Mekkah

Mayoritas bangsa Arab mengikuti dakwah Ismail, yaitu tatkala beliau menyeru kepada agama bapaknya, Ibrahim. Inti ajarannya menyembah kepada Allah, mengesahkannya dan memeluk agamanya.

Waktu bergulir sekian lama hinnga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran Ibrahim, meskipun masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim. Hingga muncul Amru Bin Luhay, pemimpin Bani Khuza'ah.


Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal berbuat kebajikan, mengeluarkan sedekah, dan peka terhadap urusan-urusan agama. Sehingga semua orang mencintainnya dan hampir-hampir menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.

Suatu saat dia mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan Kitab.

Karena itulah dia pulang dengan membawa berhala Hubal dan meletakkannya di dalam Ka'bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat kesyirikan terhadap Allah. Orang-orang Hijaz pada akhirnya banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka'bah dan penduduk Tanah Suci.

Berhala mereka yang tertua adalah Manat, yang ditempatkan di Musyallal di tepi Laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di Tha'if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yang paling besar.

Setelah itu kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat di Hijaz. 

Dikisahkan bahwa Amru bin Luhay mempunyai pembantu dari jenis jin, yang mana jin tersebut memberitahukan bahwa berhala-berhala kaum Nuh (Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr) terpendam di Jeddah. Maka dia datang kesana dan mengangkatnya, dan membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim Haji, dia menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah.

Akhirnya berhala-berhala itu kembali ke tempat asalnya masing-masing. Dengan demikian, di setiap kabilah dan disetiap rumah hampir bisa dipastikan ada berhalanya. Selain itu mereka memenuhi Al-Masjid Al-Haram dengan berbagai macam berhala dan patung.

Ketika Rasulullah menaklukkan Mekkah, disekitar Ka'bah terdapat 360 berhala. Rasulullah menghancurkan berhala-berhala itu hingga runtuh semua. Selanjutnya beliau memerintahkan agar berhala-berhala tersebut dikeluarkan dari Masjid dan dibakar.

Begitulah kisah kemusyrikan dan penyembahan terhadap berhala yang menjadi fenomena terbesar dari agama orang-orang jahiliyah, yang menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.

referensi : Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri,2011,Sirah Nabawiyah Ar-Rahiq Al-Makhtum,Ummul Qura

Selasa, 02 Mei 2017

Sirah Nabawiyah 4 Pertemuan haru Ibrahim dan Ismail Ar Rahiq Al Makhtum

Dari waktu ke waktu Ibrahim datang ke Mekkah untuk menjenguk keluarganya (Hajar dan Ismail). Tidak diketahui secara pasti berapa kali kunjungan yang dilakukannya. Hanya saja menurut beberapa referensi sejarah yang dapat dipercaya, kunjungan itu dilakukan sebanyak empat kali.

Pertama, Allah telah menyebutkan di dalam Al-Qur'an (Ash-Shaffat: 103-107) bahwa Ibrahim bermimpi bahwa beliau menyembelih anaknya, Ismail. Maka ia pun bangkit untuk melaksanakan perintah dalam mimpi itu.


Disebutkan dalam Kitab Kejadian bahwa umur Ismail 13 tahun lebih tua daripada Ishaq. Dari rentetan kisah ini, menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi sebelum Ishaq lahir. Sebab, kabar gembira tentang kelahiran Ishaq disampaikan setelah terjadinya kisah ini. 

Kedua, bahwa sebelum remaja, Ismail belajar bahasa Arab dari kabilah Jurhum. Karena merasa tertarik kepadanya, maka mereka menikahkannya dengan salah seorang putri keturunan mereka. Saat itu ibu Ismail telah meninggal dunia. Suatu saat Ibrahim hendak mengunjungi keluarga yang telah ditinggalkannya. Maka beliau datang setelah pernikahan itu. 

Tatkala tiba di rumah Ismail, beliau tidak mendapati Ismail. Maka beliau bertanya pada istrinya, bagaimana keadaan mereka berdua, Istri Ismail mengeluhkan kehidupan mereka yang melarat. Maka Ibrahim pun titip pesan, agar istrinya menyampaikan kepada Ismail untuk mengubah palang pintu rumahnya. Setelah diberitahu, Ismail mengerti maksud pesan ayahnya. Maka Ismail menceraikan istrinya dan menikah lagi dengan wanita lain, yaitu putri Mudhadh bin Amru, pemimpin dan pemuka kabilah Jurhum.

Ketiga, setelah perkawinan Ismail yang kedua ini, Ibrahim datang lagi, namun tidak bisa bertemu dengan Ismail. Beliau bertanya kepada istri Ismail tentang
keadaan mereka berdua. Jawaban Istri Ismail adalah Pujian kepada Allah. Lalu Ibrahim kembali lagi ke Palestina setelah titip pesan kepada Istri Ismail, agar Ismail memperkokoh palang pintu rumahnya.

Keempat, pada kedatangan berikutnya, Ibrahim bisa bertemu dengan Ismail, yang saat itu Ismail sedang meraut anak panahnya dibawah sebuah pohon di dekat Zam-Zam. Tatkala melihat kehadiran ayahnya, Ismail berbuat sebagaimana layaknya seorang anak yang lama tidak bersua dengan anaknya, dan Ibrahim juga berbuat layaknya seorang bapak yang lama tidak bersua dengan anaknya. Pertemuan ini terjadi setelah sekian lama. Dengan adanya perjumpaan ini mereka berdua sepakat untuk membangun Ka'bah, meninggikan sendi-sendinya, dan Ibrahim memperkenankan manusia untuk berhaji sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada beliau.