Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya
Tujuan dan manfaat rasio Likuiditas :
1. untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan jatuh tempo
2. untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya menggunakan aktiva lancar
3. untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya
4. untuk mengetahui jumlah ketersediaan uang kas untuk membayar hutang jangka pendek
5. untuk mengetahui kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkanya selama beberapa periode
6. sebagai alat perencanaan dimasa mendatang terutama dengan perencanaan kas dan hutang jangka pendeknya
Jenis - Jenis Rasio Likuiditas
1. Current Rasio (Rasio Lancar)
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan total aset lancar perusahaan
Rumus = Total Aset Lancar
Total kewajiban lancar
Contoh :
misalkan pada tahun 2012 PT Maju Jaya memiliki total aset lancar sebesar Rp 2.000.000 , dan memiliki total kewajiban lancar sebesar Rp 1.100.000.
maka perhitungannya adalah
2.000.000 = 1,82
1.100.000
artinya perusahaan mempunyai aset lancar sebanyak 1,82 kali dari total kewajiban lancar (1,82 ; 1), atau dengan kata lain, setiap Rp1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp1,82 aset lancar.
2. Quick Ratio ( Rasio Sangat Lancar )
Rasio sangat lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo menggunakan aset sangat lancar (kas+piutang+sekuritas jangka pendek), tidak termasuk persediaan dan aset lancar lainnya. Aset lancar lainnya yang dimaksud disini adalah biaya dibayar dimuka dan perlengkapan).
Persediaan tidak dipakai dalam rasio ini karena dalam mengkonversi persediaan menjadi kas memerlukan waktu yang cukup lama. bila persediaan dijual secara kredit, maka perusahaan harus melalui 2 langkah untuk mengkonversinya, yang pertama, dalam menjual persediaan secara kredit dan menimbulkan piutang, dan yang kedua, menagih piutang atas penjualan persediaan tersebut dan menghasilkan kas.
Perlengkapan tidak dipakai dalam rasio ini karena, perusahaan membeli perlengkapan bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk dipakai sendiri.
Biaya dibayar dimuka tidak dipakai dalam rasio ini karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan , misalnya asuransi dibayar dimuka, asuransi tersebut tidak dijual kembali oleh perusahaan melainkan untuk diambil manfaatnya di masa mendatang.
RUMUS Quick Ratio
Kas + Piutang + Sekuritas jangka pendek
Kewajiban Lancar
Contoh
PT. Maju Jaya
Kas = Rp 700.000
Piutang = Rp 500.000
Kewajiban Lancar Rp 1.100.000
jadi perhitungannya
700.000 + 500.000
1.100.000
= 1.200.000
1.100.000
= 1,09
artinya perusahaan memilik aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban lancarnya, atau setiap Rp1 kewajiban lancar perusahaan dijamin dengan Rp 1,09 aset sangat lancar.
3. Cash Ratio (Ratio Kas)
Cash Ratio adalah rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa uang kas / setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo menggunakan uang kas / setara kas yang ada.
setara kas adalah surat berharga atau sekuritas (investasi jangka pendek) yang jatuh temponya kurang dari 3 bulan.
Rumus Cash Ratio
Kas dan Setara Kas
Hutang Lancar
Contoh
PT Maju Jaya mempunyai
Kas = 700.000
Total Kewajiban Lancar = 1.100.000
Perhitungan
700.000
1.100.000
= 0,64
artinya perusahaan mempunyai kas sebanyak 0,64 kali dari total kewajiban lancar. atau dengan kata lain, setiap Rp1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp0,64 kas







